DepresiSelf Improvement

Cara Mengatasi Depresi #1: Mengalahkan Rasa Minder / Insecure

Cara Mengatasi Depresi #1: Mengalahkan Rasa Minder / Insecure

Semua orang pernah merasakan depresi. Dari sahabatmu hingga guru-gurumu, tidak terkecuali juga sang penulis artikel ini.

Setelah bertahun-tahun menghadapi depresi ditambah rasa minder dan rasa cemas yang berlebih, ditambah badan dan pikiran dibebani terus-menerus dengan hal seperti ini maka sedikit masalah pun bisa berujung bunuh diri.

This is the difficult part. Depresi bukanlah penyakit pikiran yang mudah terlihat gejalanya. Bahkan teman-teman terdekat pun sering tidak menyadari kalau temannya sedang depresi dan ga tau mesti ngapain. Kadang pula, kamu sendiri pun ga tau mesti ngapain kalau kamu sendiri yang depresi.

Mengatasi depresi jadi sulit sebab orang yang harus pertama kali sadar adalah diri sendiri. Namun gua yakin kamu semua yang membaca tulisan ini adalah orang yang ingin sembuh dari depresi. Gua janji artikel ini akan menjadi salah satu batu loncatan untuk mendobrak pintu keluar dari rasa depresi.

Sebab jika kalian berusaha untuk sembuh, yakinlah semua akan indah pada waktunya.

Ini gua tulis berdasarkan pengalaman menghadapi depresi dan pengamatan sama orang-orang yang menghadapi hal yang sama. This is real cases. No bullshit and Straight to the point.

But first, congratulations have read this so far. Ini berarti kamu memang benar-benar pengen sembuh dari depresi. Now… let’s get into our main topic.

Setelah membanding-bandingkan bagaimana gua menghadapi depresi dengan orang lain, ada 2 hal yang sama.

Perubahan mindset dan action dalam menghadapi depresi

Why and how this works?

Sebelumnya, kita dengarkan dulu apa kata hellosehat.com tentang gejala depresi

Orang yang terserang depresi biasanya akan merasa hilang semangat atau motivasi, terus-menerus merasa sedih dan gagal, dan mudah lelah. Kondisi ini bisa berlangsung selama enam bulan atau lebih.

Maka, orang yang menderita depresi biasanya jadi sulit menjalani kegiatan sehari-sehari seperti bekerja, makan, bersosialisasi, belajar, atau berkendara secara normal.

Source: Apa Bedanya Stres dan Depresi? Kenali Gejalanya

From the perspective of depression victim, we know that this is very true. So let’s take what can we learn from this passage. Gejala utama orang depresi adalah hilangnya semangat atau motivasi. Mari kita gali lebih dalam tentang 2 hal ini dengan dimulai dengan sebuah pertanyaan.

Kenapa semangat dan motivasinya bisa hilang?

“Kalau gua tahu mah, gua ga bakal depresi”. Tentu saja. Tentu lah kalian tidak akan buka blog ini kalau kalian sudah tahu. Kamu tentu akan sibuk dengan hal-hal lain. Tapi ingat lagi, kita menjawab pertanyaan ini untuk mencari “resep dokter” menghadapi depresi berdasarkan cerita nyata dari orang-orang yang berhasil keluar. We have 2 little stories. Jadi, gua akan mulai dari pengalaman diri sendiri.

1— Waktu itu gua lagi S2 di Jepang, but it does not matter. Gua ada cewe Jepang yang gua taksir, dan bela-belain nyari beasiswa buat S2 ke Jepang…. biar bisa macarin dia. Semangat dan motivasi gua belajar bahasa Jepang juga muncul dari sana (Thanks to this, I got JLPT N2 without taking any courses). So far masih positive thinking dan senang-senang aja.

Tapi dunia serasa berakhir ketika ditolak dia. Bayangin udah capek-capek sekolah ke luar negeri dan di tengah jalan “mimpi” kandas? So begin my depression. Gua rajin ke lab setiap hari, tapi selalu datang sore dan pulang malam jam 3 padahal ga ngapa-ngapain. Hal ini diperparah dengan jarang ngobrol dan jarang ketemu teman. Gua mikir “ngapain gua masih disini kalau “mimpi” gua ga bakal bisa kewujud?“.

Now, lets move to the next story. Ini adalah cerita pengalaman teman gua kena depresi.

2— Sebagai anak rumahan, temen gua jarang ketemu orang dan main. Akibatnya lingkaran sosialnya kecil dengan standar anak kuliahan. Mungkin dia emang introvert jadi jarang keluar, atau emang teman-temannya kurang asik. Tapi yang kita tahu dia kurang puas dengan keadaanya waktu itu. Tiap tahun semakin kurang senang sama keadaan dia.

Puncaknya adalah ketika setelah KKN, dimana banyak teman-temannya udah punya pacar. Sedangkan dia belum. Mulailah masa depresi dia. Dia agak stress karena tiap PDKT cewe selalu ditolak. Melihat teman-temannya yang udah dapat pacar, dia mikir “Nanti di masa depan gua bakal nikah sama siapa, wong aku aja sama temen cewe di kampus ga bisa ngobrol?

OK stop. Now it is time to answer the question: Kenapa semangat dan motivasinya bisa hilang?

Setelah membaca dua cerita di atas, kamu mulai kelihatan patternnya, kamu mulai merasa senasib, dan kamu merasa sudah tahu jawabannya. Time’s up. Jawabannya adalah…..

Kami minder bahwa kita ga bisa mencapai apa yang kita pengen dapatkan.

Setelah ditolak, gua kehilangan rasa percaya diri untuk punya pacar orang Jepang. Dan teman gua, dia kehilangan rasa percaya diri untuk menikah setelah ditolak cewe yang dia PDKT-in.

Kami minder menghadapi penolakan.

Padahal di dunia nyata, penolakan adalah hal yang sangat wajar. Ditolak lamaran kerja, proposal, kenaikan gaji, dsb. Kami masih berpikir kalau kami cukup positive thinking dan ikutin kata orang kebanyakan, kami akan diterima masyarakat langsung. Jadilah kami jatuh ke lubang depresi.

But somehow, we had a superpower. Superpower yang menyelamatkan kami dari rasa depresi. Superpower yang membuat kami lebih kuat setelah jatuh dari lubang depresi.

Superpower berupa mindset untuk mengalahkan rasa minder sampai dia yang jatuh. Kami ga memilih untuk berlama-lama di lubang depresi dan menikmati lagu galau.

Kami memilih untuk bangkit menjadi lebih kuat dengan action berlatih melawan rasa minder dan menerima penolakan.

Temen gua saat masa melawan depresi, dia banyak baca artikel di internet tentang bagaimana cara ngobrol dengan cewek, belajar dari temen yang udah jago, dan langsung massive action dengan mempraktekan apa yang dia pelajari.

Gua? a little bit crazy. Gua banyak belajar dari akun-akun twitter tentang wanita (cara ngobrol, psikologis, dll.) dan sempat melakukan “Pick Up” di Jepang. My record: 2 cewek diajak kenalan + 1 cewek yang ngasih akun LINE). Jadi kayak teman gua, I took massive action untuk melawan rasa minder dan menerima penolakan.

Now, this is the funny part.

Walaupun kami masih single (a.k.a belum mencapai keinginan yang ingin dicapai), kami tidak lagi depresi. Padahal sama-sama single pas kayak depresi. Tapi kami tidak lagi depresi. Why?

Karena kami sudah tahu bagaimana cara mendapatkannya dan tidak lagi minder untuk mencapainya

We both are men with big dreams. Jadi cewek-cewek mohon menunggu kami sampai kami punya rencana punya pasangan.

Jadi untuk langkah pertama untuk mengatasi depresi adalah

  1. Mindset untuk berdiri mengalahkan rasa minder
  2. Mengambil action untuk mengalahkan rasa minder

Everybody has hope to be healed from depression. But how many of us who stand and take action against it? Gua tau bahwa kalian bisa

Apakah rasa minder setelah dikalahkan akan hilang begitu saja? Tentu saja tidak kawan.

Rasa minder akan terus menghantuimu hingga akhir hayatmu.

Mungkin hari ini kamu bisa lepas dari stress/depresi tanpa harus berhadapan dengan rasa minder kamu. Tapi di masa depan, kamu harus berhadapan dengan monster yang diam-diam menghantui terus. Boleh jadi besok. Boleh jadi lusa. Bulan depan. Tahun depan. Saat-saat moment atau project penting.

Hadapilah sesegera mungkin. Mungkin saat itu akan jadi momen terbaik dalam hidupmu. Setelah kamu tahu cara menghadapinya, kapanpun dimanapun kamu bisa mengatasinya.

Cheers

P.S. Care2 punya tips dan trik secara detail untuk menghadapi rasa minder step by step. Klik linknya untuk menuju ke artikel tsb.