Alasan Kamu Ditolak Lamaran Kerja dan Bagaimana Cara Mengatasinya
Marah, sedih dan kecewa setelah menerima berbagai email dari perusahaan yang menolak lamaran kerja saya setelah beberapa bulan pulang dari sekolah di luar negeri. Saya punya ekspektasi yang tinggi setelah pulang dari luar negeri. Dengan modal S2 dari luar negeri, saya bisa menjadi apa saja yang saya inginkan. Namun kenyataan berkata lain.
“Gua udah list semua pengalaman kerja yang cocok sama list requirement yang ditulis di artikel loker mereka, cover letter dan CV gua udah ngikutin tips-tips dari kursus online nyari kerja, kenapa sih mereka ga mau nerima bahkan panggil interview gua!? Salah gua dimana??“
Jika kamu pernah frustasi seperti ini, kalian tidak sendirian. Sebab saya pernah mengalami masa-masa seperti ini. Kalau ditanya tentang ditolak gebetan, tentu saja pernah. “Gua udah capek-capek ketemu dan ngajak jalan, pas diajak jadi pacar kok ga mau? Kenapa kamu ga mau sama aku??” Kasus klasik, tapi memang faktanya seperti itu.
Jika orang sudah berulang kali gagal pasti kamu akan bertanya,
“Apakah ada yang salah dengan saya?”.
Mungkin karena pertanyaan inilah banyak orang yang jatuh ke lubang depresi, kita mencoba mencari alasan ketika sesuatu terjadi, sehingga tanpa sadar kita menyalahkan diri kita sendiri. Jika kamu berpikir seperti ini, kamu tidak sendirian dan banyak orang yang berpikir seperti ini juga. Namun sebagian orang mampu bertanya pertanyaan yang lebih baik
“Jika ada yang salah dengan diri saya, apa yang perlu saya perbaiki?”
Don’t get me wrong. Memang akhir-akhir ini kita selalu disemangati dengan kata-kata “Be Yourself” atau “Jadilah diri sendiri”. Namun kita tetap perlu berusaha dan mencari bagaimana dunia kita bisa sejajar dengan diri kita dan apa yang kita inginkan, bukan dengan mengabaikan kenyataan dan menyalahkan kalau dunia tidak ingin kita bisa mengekspresikan diri.
Mari kita mulai dari pertanyaan “apa yang perlu saya perbaiki?”. Mungkin bisa dari bagaimana cara membuat CV yang menarik, bagaimana cara membuat cover letter yang menggugah perasaan, dsb. Namun disini saya akan menyelesaikannya dari akar permasalahan.
Yaitu dari Mindset
Sekarang, saya ingin cerita surprise lagi. Minggu ini, saya mendapatkan panggilan interview pertama pekerjaan saya, dalam jangka waktu sekitar 1 bulan setelah email lamaran saya dikirim. Apakah saya senang? tentu saja, saya langsung membalas email mereka untuk konfirmasi interview. Keesokan harinya, saya berangkat untuk interview.
Interestingly, saya tidak merasa gugup dalam interview. Bahkan saya ga peduli apakah saya ditolak di perusahaan itu apa tidak (Note: perusahaan yang memanggil saya kemarin adalah salah satu start-up di Jakarta yang merupakan pioneer di bidangnya). Apa rahasianya?
Abundance Mindset
Dimana kamu memiliki banyak opsi dan pilihan dalam memilih pekerjaan juga wanita dalam hidup. Sehingga ketika ditolak kamu bisa cepat move on dan mencari yang lain.
“Terus, bagaimana cara punya Abundance Mindset? Apakah bisa cuma dipikirkan aja?”
Jika itu benar, saya ingin kalau cuma dipikirkan saja sudah langsung punya Abundance Mindset. Tentu saja bisa sih, namun ga sustain dan akan berakhir ketika ketemu hal yang berkonflik dengan mindset tersebut.
Jadi selama satu bulan menunggu panggilan interview, saya memutuskan untuk mencari sumber penghasilan lain dengan freelancing. Lucunya, jasa freelance yang saya usahakan sekarang tidak ada sangkut pautnya dengan 6 tahun kuliah S1 + S2 saya. Saya belajar selama kurang lebih 2 minggu dari seorang ahli, kemudian dapatlah klien pertama saya.
Dimulai titik ini saya terbebas dari “scarcity mindset”, yaitu lawan dari Abundance Mindset. Ketika saya di Scarcity Mindset, saya merasa kalau sumber pendapatan saya harus dan cuma dari bekerja. Saya merasa minder dan needy (ngebet) tentang bagaimana cara saya supaya harus diterima kerja. Namun, setelah mendapat klien pertama dari freelancing, saya terbebas dari scarcity mindset.
Hal ini juga sama pada nge-date / pacaran, dari cerita salah satu teman saya dia sangat minder dan ngebet pengen punya pacar. Ketika sudah paham dan tahu bagaimana cara dapat pacar, dia jadi ga ngebet dan minder soal punya pacar atau enggak (Note: dia masih single, tapi sedang lagi proses mengembangkan diri jadi kalian para wanita jangan ganggu dia). Kalau dia sudah ready, dia tinggal take action dan get the result.
Ketika kamu di abundance mindset, kamu tidak berada di posisi ngebet sehingga kamu berada di posisi yang sejajar dan bisa berpikir rasional dalam mengambil keputusan. Pernahkah kamu melihat cowok ngebet banget padahal ceweknya biasa aja dan dia punya banyak kenalan cewek yang lebih baik? Yup, dia kemungkinan besar masih di posisi scarcity mindset (or maybe another reason).
Alasan lain saya bisa santai ketika interview adalah karena saya tidak di posisi yang sangat ngebet, jadi saya bisa secara rasional tidak hanya menjawab apakah saya cocok bekerja di perusahaan tsb, juga apakah perusahaan cocok untuk tempat memulai karir saya? (Don’t get me wrong, start-up dan produk yang ditawarkan start-up tersebut sangat impressive, tapi saya juga perlu paham perusahaan ini memposisikan karyawan dan idea dari karyawannya seperti apa). Interview dan pertanyaan pasca interview dari saya sama lamanya, karena kedua belah pihak ingin benar-benar memastikan kalau perusahaan dan calon karyawan cocok.
Jika kamu ngebet, maka pas lamar kerja atau ngajak jalan gebetan kepala kamu akan diisi oleh tekanan “gimana caranya supaya interviewer / si dia kagum sama gua” atau “gimana cara gua jawab pertanyaan dia dengan elegan?” The answer is not Be Yourself, tapi Be The Best of Yourself. Jika kalian sudah tahu dengan apa added value yang akan kalian berikan kepada pacar / perusahaan, maka kalian tidak perlu pusing bagaimana cara menjawab pertanyaan di atas.
Mungkin abundance mindset ini buat kamu terdengar susah, namun juga terdengar gampang untuk dicapai. It depends on you.
Jawabannya adalah apakah kamu mau mengambil langkah yang tepat dan berusaha
Tentu saja sabar dan nerimo membantu anda untuk tenang, tapi kita juga perlu berusaha dengan cara yang tepat. Jika sabar membuka abundance mindset anda untuk alam akhirat, maka artikel ini akan membuka abundance mindset anda di alam dunia.
Bonus: Video tentang Abundance Mindset