CopywritingSelf Improvement

Rahasia Fenomena “Dopamine Rush” yang Membuat Kamu Ketagihan Shopping

Sebuah fenomena yang membuat kamu bingung,

-Kenapa sih orang-orang suka shopping?

Ga terlepas jalan-jalan di mall, tapi juga di toko online

Setelah beberapa waktu akhirnya saya menemukan sumber masalahnya

Hormon “Dopamin

FYI Dopamin adalah hormon yang mengatur rangsangan dan perasaan positif. Contoh: perasaan senang setelah menyelesaikan pekerjaan yang panjang dan melelahkan.

Dopamin berpengaruh terhadap munculnya perasaan yang menyenangkan, mulai dari jatuh cinta, gembira, motivasi, hingga kepercayaan diri. Namun jika dilepaskan secara berlebihan, hormon ini dapat membuat seseorang menjadi terobsesi pada sesuatu (from Alodokter)

Terus hubungannya dengan shopping apa?

Peneliti dari Stanford University menemukan bahwa ketika kamu melihat barang yang ingin kamu beli, dopamin receptor di otak akan aktif.

Terutama ketika melihat sales dan diskon.

Semakin besar diskonnya, semakin banyak hormon dopamin yang aktif, sehingga membuat otak kamu mendapatkan perasaan positif untuk membeli suatu barang.

Namun, setelah dopamin mu habis kamu akan merasa “bersalah” karena membeli barang yang ternyata tidak kamu butuhkan.

Masalah dari sini adalah,

Ketika kamu merasa bersalah otak setelah dopamin habis, otak kamu akan berusaha menghilangkan rasa bersalah tersebut dengan mencari dopamin lagi.

Hasilnya?

Kamu akan shopping lagi, sampai akhirnya dopamin tersebut sudah tidak berasa lagi dari shopping.

Inilah fenomena “dopamine rush”

Jika kamu, tidak mampu mengontrol dirimu sendiri, mungkin selamanya kamu hanya akan menjadi “budak” dopamin

Terus mengejar-ngejar rasa positif yang tidak kunjung habisnya.

Sama seperti orang yang sudah pulang dari travelling, bekerja kembali hanya untuk mencari rasa positif akibat travelling

atau orang yang bekerja mencari uang hanya untuk mengejar dopamine rush dari shopping

More:

Salah satu alasan saya berikan kamu informasi ini adalah, dari fenomena dopamine rush ada 2 hal yang bisa kamu pelajari:

1. Mengatur dopamin untuk dirimu sendiri,

“(Dopamin) jika dilepaskan secara berlebihan, hormon ini dapat membuat seseorang menjadi terobsesi pada sesuatu”

Inilah yang terjadi kepada orang yang ketagihan terhadap sesuatu.

Dopamin rush juga sama terjadi seperti ketagihan narkotika

Tapi kita bisa mengaturnya,

Gimana caranya?

Dengan cara “delaying rewards”

Let me explain,

Ada 2 cara untuk membuat receptor dopamin aktif

Yang pertama adalah mendapatkan perasaan positif tanpa bekerja, seperti shopping

Yang kedua adalah mendapatkan perasaan positif setelah selesai bekerja, seperti menyelesaikan tugas/PR.

Which mean:

Jika kamu bisa membuat jumlah kerja dan jumlah perasaan positif (dari rewards) seimbang, maka otak kamu akan terlatih untuk bekerja dulu sebelum mendapatkan perasaan positif tersebut.

Kewajiban dulu baru mendapatkan hak.

Sebuah kata-kata nasehat lama yang ternyata masih berlaku untuk fenomena yang menimpa anak jaman sekarang.

Di tengah-tengah era digital yang menawarkan entertainment tak terbatas, kamu harus kuat untuk tetap menunaikan kewajibanmu sebelum mendapatkan rewards/hak.

2. For copywriters

Kalau kamu membuat content promosi (email atau posting di sosmed), diskon dan sales masih bisa menarik pengunjung,

Tapi sekarang diskon kurang dari 25% sudah tidak membuat orang bergeming

Karena dopamin orang-orang sudah terbiasa dengan diskon seperti itu, 

Jadi bagaimana cara mengatasinya?

Masukkan element story telling disana

Story telling menggerakkan dopamin tidak lewat diskon

Tapi dengan fulfilment emosi lain seperti rasa haru, sedih, semangat, dan marah.

Jika digabung dengan dopamin, maka rasa emosi ini akan luar biasa, yang hanya bisa dikeluarkan jika sudah membeli produk/service kamu

That’s it

Ingatlah dopamine rush setiap kali kamu merasa “binge” menonton youtube atau shopping

Kamu ingin terus-terusan menonton youtube atau melanjutkan shopping, padahal kamu tahu ada sesuatu yang harus kamu lakukan hari ini

Kamu berusaha mengatakan kepada dirimu sendiri “abis ini, gw bakal produktif”

Tapi pada akhir kamu mengatakan “udah ah besok aja deh”

Orang yang kuat adalah orang bisa menahan hawa nafsunya

Sebaliknya orang yang lemah adalah orang yang terbawa-bawa oleh hawa nafsunya, mudah dipengaruhi oleh dunia luar sehingga hanya menjadi “pengguna” yang cuma mengkonsumsi namun kesulitan “produktif” mencapai apa yang ingin dicapai

Ingin artikel seperti ini langsung ke email mu?

Sign-up ke “Newbie Freelance Newsletter” supaya kamu langsung bisa baca artikel ini dari email kamu tanpa menunggu.

naufal-rauf.com